Masa Depan AI Menurut Mantan CEO Google, Eric Schmidt

Kukuh T Wicaksono
6 min readMay 27, 2024

--

Dalam video YouTube berjudul “The Future Of AI, According To Former Google CEO Eric Schmidt,” Eric Schmidt membahas perkembangan pesat dalam kecerdasan buatan (AI) dan perubahan signifikan yang akan dibawanya ke dunia. Artikel ini akan menguraikan tiga area utama yang ditekankan Schmidt: jendela konteks tak terbatas, agen, dan teks-ke-tindakan, serta peran pemerintah dalam mengatur perkembangan AI, pergeseran ekonomi dalam industri teknologi, dan pentingnya transparansi dan langkah-langkah keamanan dalam pengembangan AI.

Tiga Area Utama Perkembangan AI

1. Jendela Konteks Tak Terbatas

Schmidt memperkenalkan konsep jendela konteks tak terbatas yang memungkinkan sistem AI untuk memproses dan belajar dari jumlah data yang sangat besar. Teknologi ini, yang dikenal sebagai Chain of Thought reasoning, akan memungkinkan AI untuk memecahkan masalah kompleks di berbagai bidang seperti sains, kedokteran, dan ilmu material. Dengan kemampuan ini, AI dapat memberikan respons yang lebih akurat dan relevan, membuka peluang baru dalam penelitian dan pengembangan.

2. Agen

Agen adalah model bahasa besar yang dapat belajar dan beradaptasi dengan informasi baru. Schmidt memperkirakan bahwa dalam lima tahun ke depan, agen-agen ini akan bekerja bersama untuk memecahkan masalah kompleks. Kolaborasi antara agen-agen ini akan menciptakan dunia baru di mana AI dapat menangani tugas-tugas yang sebelumnya sulit atau tidak mungkin dilakukan oleh manusia. Namun, Schmidt juga menyampaikan kekhawatirannya tentang potensi risiko, seperti agen yang mengembangkan bahasa dan kemampuan sendiri yang mungkin tidak sepenuhnya dipahami oleh manusia.

3. Teks-ke-Tindakan

Teks-ke-tindakan adalah kemampuan untuk menulis perangkat lunak atau kode hanya dengan meminta. Teknologi ini memungkinkan pengguna untuk membuat program dengan mudah tanpa perlu pengetahuan mendalam tentang pemrograman. Schmidt percaya bahwa perkembangan ini akan merevolusi cara kita bekerja dengan AI, memungkinkan agen AI untuk bekerja sama dan menyelesaikan masalah secara lebih efisien.

Peran Pemerintah dalam Mengatur Perkembangan AI

Schmidt membahas peran penting pemerintah dalam mengatur penggunaan dan pengembangan teknologi AI. Ia memuji upaya pemerintah Barat dalam mendirikan institut kepercayaan dan keselamatan untuk memantau dan mengatur industri ini. Namun, Schmidt mengungkapkan kekhawatirannya tentang proliferasi teknologi AI di luar Barat, khususnya di negara-negara seperti China, Rusia, Iran, dan Korea Utara, di mana model open-source dari perusahaan Barat digunakan dan diperbesar. Ia menekankan perlunya verifikasi tindakan perusahaan swasta melalui perusahaan swasta lainnya dan menyatakan bahwa kemungkinan besar AI akan berakhir dengan mengawasi AI karena kemajuan yang terus menerus di bidang ini.

Pergeseran Ekonomi dalam Industri Teknologi

Pergeseran ekonomi dalam industri teknologi juga menjadi perhatian Schmidt, terutama karena biaya tinggi dalam mengembangkan teknologi AI yang canggih. Perusahaan-perusahaan besar seperti Microsoft dan Google, dengan sumber daya yang sangat besar, berencana menghabiskan miliaran dolar untuk mendapatkan akses ke perangkat keras ini. Namun, kurangnya infrastruktur fisik membuat mereka mempertimbangkan untuk berkolaborasi dengan negara-negara seperti China. Schmidt menyuarakan kekhawatirannya tentang potensi penyalahgunaan AI di China, terutama terkait dengan regulasi ketat terhadap kebebasan berbicara dan monopoli informasi.

Transparansi dan Langkah-Langkah Keamanan dalam Pengembangan AI

Schmidt menekankan pentingnya transparansi dan langkah-langkah keamanan dalam pengembangan AI. Ia menggunakan contoh aturan “no surprises” selama Perang Dingin sebagai model potensial untuk pengembangan AI, menyarankan bahwa negara-negara harus diberitahu ketika sistem AI yang kuat sedang dibuat untuk menghindari kesalahpahaman dan potensi konflik. Ia juga membandingkan tingkat penahanan dalam biologi dengan kebutuhan penahanan dalam pengembangan AI, mengusulkan bahwa akan ada sejumlah kecil sistem AI yang sangat kuat yang memerlukan langkah-langkah keamanan ketat dan mungkin bahkan perlindungan militer.

Tantangan Etis dan Nilai-Nilai Kemanusiaan

Akhirnya, Schmidt menyentuh tantangan etis dalam menciptakan AI yang melebihi kecerdasan manusia. Ia menekankan pentingnya memastikan bahwa pengembangan AI selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Meskipun telah ada kemajuan signifikan dalam AI, kemampuan untuk sepenuhnya memahami dan mereplikasi kompleksitas otak manusia belum tercapai. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar AI dikembangkan dengan mempertimbangkan keselamatan, transparansi, dan dampaknya terhadap masyarakat.

Diskusi oleh mantan CEO Google, Eric Schmidt, memberikan wawasan mendalam tentang masa depan AI dan tantangan yang dihadapinya. Dengan perkembangan jendela konteks tak terbatas, agen, dan teks-ke-tindakan, AI akan membawa perubahan besar dalam berbagai industri. Namun, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk mengatur dan memantau perkembangan ini untuk memastikan bahwa AI digunakan secara aman dan etis, serta selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan.

Penjelasan Agen

Agen, dalam konteks kecerdasan buatan (AI) yang dibahas oleh Eric Schmidt, merujuk pada model bahasa besar atau sistem AI yang mampu belajar, beradaptasi, dan bekerja secara mandiri atau bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Agen-agen ini diharapkan dapat memiliki kemampuan yang mirip dengan agen cerdas dalam sains komputer, yang memiliki tujuan tertentu dan dapat mengambil tindakan otonom berdasarkan data dan input yang mereka terima. Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci mengenai agen dalam AI:

Karakteristik dan Kemampuan Agen AI

1. Belajar dan Adaptasi:
Agen AI mampu belajar dari data dan pengalaman baru. Mereka dapat mengadaptasi pengetahuan mereka berdasarkan informasi yang diperoleh dari lingkungan atau interaksi dengan pengguna. Kemampuan ini memungkinkan agen untuk terus memperbaiki kinerjanya seiring waktu.

2. Kolaborasi:
Salah satu fitur utama agen AI adalah kemampuannya untuk bekerja bersama dengan agen AI lainnya. Kolaborasi ini memungkinkan agen untuk menangani tugas yang lebih kompleks dan besar yang mungkin tidak dapat diselesaikan oleh satu agen saja. Misalnya, dalam sebuah proyek penelitian ilmiah, beberapa agen dapat berbagi data dan hasil analisis untuk mencapai kesimpulan yang lebih komprehensif.

3. Pemecahan Masalah:
Agen AI dirancang untuk menyelesaikan masalah tertentu. Mereka dapat menganalisis situasi, merumuskan solusi, dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Contohnya, dalam bidang kesehatan, agen AI dapat membantu mendiagnosis penyakit berdasarkan data medis pasien.

4. Komunikasi dan Pemahaman Bahasa:
Model bahasa besar, seperti yang dikembangkan oleh OpenAI dan perusahaan teknologi lainnya, memungkinkan agen AI untuk memahami dan menghasilkan bahasa manusia. Kemampuan ini sangat penting untuk berinteraksi dengan pengguna, memberikan jawaban atas pertanyaan, dan mengeksekusi perintah yang diberikan dalam bentuk teks atau ucapan.

Contoh Penerapan Agen AI

1. Asisten Virtual:
Agen AI dapat berfungsi sebagai asisten virtual yang membantu pengguna dalam menjalankan tugas sehari-hari, seperti mengatur jadwal, mengirim pesan, dan mencari informasi di internet. Contoh dari asisten virtual ini adalah Google Assistant, Amazon Alexa, dan Apple Siri.

2. Chatbot untuk Layanan Pelanggan:
Banyak perusahaan menggunakan agen AI sebagai chatbot untuk menangani pertanyaan dan keluhan pelanggan. Chatbot ini dapat memberikan jawaban instan, membantu menyelesaikan masalah umum, dan mengarahkan pelanggan ke sumber daya yang tepat.

3. Sistem Rekomendasi:
Agen AI digunakan dalam sistem rekomendasi untuk menyarankan produk, layanan, atau konten yang mungkin diminati oleh pengguna berdasarkan analisis data perilaku mereka. Contohnya, Netflix menggunakan agen AI untuk merekomendasikan film dan acara TV kepada penggunanya.

4. Pengembangan Perangkat Lunak Otomatis:
Dengan kemampuan teks-ke-tindakan, agen AI dapat membantu dalam menulis kode atau perangkat lunak hanya dengan perintah verbal atau teks dari pengguna. Ini memungkinkan pengembangan perangkat lunak yang lebih cepat dan efisien.

Tantangan dan Risiko Agen AI

1. Keamanan dan Privasi:
Agen AI yang mampu belajar dan beradaptasi dapat menimbulkan risiko keamanan dan privasi jika tidak diawasi dengan baik. Ada potensi penyalahgunaan data dan informasi yang dikumpulkan oleh agen.

2. Keterbatasan Pemahaman:
Meskipun agen AI dapat memahami dan menghasilkan bahasa manusia, mereka masih memiliki keterbatasan dalam memahami konteks dan nuansa tertentu yang dapat menyebabkan kesalahpahaman atau interpretasi yang salah.

3. Etika dan Kendali:
Ada kekhawatiran bahwa agen AI dapat mengambil tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma manusia. Penting untuk memastikan bahwa agen AI dikembangkan dengan prinsip-prinsip etika yang kuat dan diawasi untuk mencegah tindakan yang merugikan.

Agen AI merupakan salah satu perkembangan paling signifikan dalam bidang kecerdasan buatan. Dengan kemampuan untuk belajar, beradaptasi, dan berkolaborasi, agen AI dapat mengubah cara kita bekerja dan berinteraksi dengan teknologi. Namun, tantangan dan risiko yang terkait dengan pengembangan dan penggunaan agen AI perlu diperhatikan dan ditangani dengan serius untuk memastikan bahwa manfaatnya dapat dimaksimalkan tanpa mengorbankan keamanan dan etika.

--

--

No responses yet