Ngobrolin AI bareng Jensen Huang ‘Manusia Rp2000 Triliun’ di Blok M | Mata Najwa

Kukuh T Wicaksono
3 min readNov 29, 2024

--

Introduction:

Di era digital yang terus berkembang, kecerdasan buatan (AI) tidak hanya menjadi teknologi canggih, tetapi juga alat revolusioner yang mendemokratisasi akses terhadap pengetahuan. Melalui Mata Najwa bersama Jensen Huang, sosok di balik perusahaan senilai Rp2.000 triliun, kita diajak memahami bagaimana AI mengubah cara manusia belajar, bekerja, dan menjalankan bisnis. AI membuka peluang besar bagi individu dan usaha kecil untuk memanfaatkan teknologi ini tanpa perlu menjadi ahli komputer. Artikel ini akan membahas pandangan Huang tentang AI sebagai pengubah permainan, mulai dari mendukung usaha kecil, menurunkan hambatan pendidikan, hingga membantu setiap orang menjadi lebih unggul dalam berbagai bidang.

Demokratisasi Pengetahuan Melalui AI
00:11
“Artificial intelligence is democratizing access to knowledge.”

Kecerdasan buatan (AI) secara fundamental mengubah cara kita mengakses dan berbagi pengetahuan. Teknologi ini menyediakan platform di mana individu dapat mencari informasi dan belajar dengan cara yang sebelumnya tidak mudah diakses.
AI berfungsi seperti seorang tutor, memungkinkan pengguna untuk bertanya tentang berbagai topik, mulai dari resep hingga strategi bisnis. Interaksi dengan AI dapat menginspirasi ide-ide baru dan teknik pemecahan masalah.

Potensi Penerapan AI untuk Usaha Kecil
07:18
“AI is a great teacher because you can ask it anything you want.”

Bagi usaha kecil, terutama pedagang kaki lima, memanfaatkan AI dapat menjadi pengubah permainan. Mereka tidak perlu mengembangkan sistem AI sendiri; cukup fokus pada cara mengajukan pertanyaan yang tepat untuk memanfaatkan alat AI yang sudah ada.
Dengan bertanya kepada AI tentang hal-hal seperti penyesuaian resep atau strategi pemasaran, pedagang kecil dapat memperoleh wawasan berharga. Aksesibilitas AI berarti siapa saja dengan ponsel dan internet dapat memanfaatkan kekuatannya untuk bantuan praktis.

Mengatasi Tantangan dalam Pemanfaatan AI
10:24
“AI is easy to use; computers are not.”

Salah satu hambatan utama bagi pedagang kecil adalah kemudahan menggunakan AI dibandingkan komputer tradisional yang sering terasa rumit. Namun, seiring dengan semakin ramahnya AI, penting untuk mendorong usaha kecil agar aktif menggunakannya.
Tantangan sebenarnya adalah memahami cara mengajukan pertanyaan yang efektif kepada sistem AI. Begitu mereka menguasai cara menggunakan AI sebagai mitra percakapan, manfaatnya akan sangat besar.

Pentingnya Kompetensi Inti di Era AI
14:28
“In the future, it’s not about everybody learning how to program computers, but about learning how to use AI.”

Jensen menekankan bahwa meskipun keterampilan pemrograman tetap penting bagi ilmuwan komputer, sebagian besar orang tidak lagi memerlukan kemampuan coding di era AI. Sebaliknya, fokusnya harus beralih ke cara berinteraksi dengan AI secara cerdas.
Kompetensi utama meliputi kemampuan bertanya, memberi prompt yang efektif kepada AI, dan memiliki dasar yang kuat dalam mata pelajaran fundamental seperti matematika, sains, logika, dan filsafat. Pengetahuan ini diperlukan untuk mengajukan pertanyaan yang relevan dan memahami alat berbasis AI.

Memikirkan Ulang Standar Kesuksesan dan Pendidikan
17:25
“We should lower the expectations and lower the barrier for their success… AI is going to make everybody superhuman.”

Jensen menganjurkan untuk menurunkan hambatan pendidikan dan ekspektasi terkait keterampilan teknis seperti pemrograman, dengan menyatakan bahwa kesuksesan tidak lagi memerlukan kemampuan coding.
Dia menggambarkan analogi dengan inovasi masa lalu, menjelaskan bagaimana kemajuan teknologi, seperti AI modern, dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan manusia. Orang harus melihat AI sebagai alat yang dapat membantu mereka mencapai performa seperti “superman” dalam berbagai tugas.

Saran untuk Menavigasi Industri Teknologi
20:20
“Use AI to become superhuman; don’t think that AI will become superhuman.”

Saran untuk para profesional muda yang memulai karier di industri teknologi adalah memanfaatkan AI sebagai mitra yang meningkatkan kemampuan mereka, bukan mengandalkannya secara eksklusif.
Individu didorong untuk aktif berinteraksi dengan AI sambil mempertahankan pemahaman yang kuat tentang subjek-subjek dasar. Pendekatan ini dapat memberdayakan mereka untuk berkembang dalam lanskap teknologi yang baru ini.

--

--

No responses yet