siapa saja pemain di industri whatsapp bot ?

Kukuh T Wicaksono
3 min readJan 26, 2021

--

Untuk membuat bot pada platform whatsapp bot diperlukan (1) akses API whatsapp, ini bisa didapatkan dengan cara resmi / official ataupun dengan cara unofficial / resmi. Cara resmi bisa menggunakan Jatis WABA, InfoBip, DamCorp, Twillio atau MessengerBird. Cara tidak resmi bisa menggunakan layanan whatsapp Gateway services , banyak layanan WA gateway lokal maupun luar, untuk lokal antara lain ada Fonnte, ngirimWa, KlikWA. Setelah mendapatkan akses API whatsapp, lalu apa yang akan kita lakukan ?. Broadcast ?, berapa banyak pesan akan dikirim dengan broadcast. Bila menggunakan Whatsapp API resmi dibatasi sekitar 1,000 sehari, apabila response blocked rate kecil , maka jumlah quota bisa dinaikkan oleh pihak whatsapp inc. Bagaimana bila menggunakan jalur whatsapp API tidak resmi ?, bebas, mau kirim 100,100, 10,000, 100 ribu perhari, boleh saja, tergantung kenekatan aja, yang pasti kemungkinan besar, Pasti akan dibanned oleh pihak Whatsapp Inc, pihak admin Whatsapp Gateway, atau oleh penerima pesan itu sendiri. Ada satu kejadian yang cukup aneh milik pihak lain, ketika suatu nomor baru pengganti dari nomor yang pernah dibanned, tidak bisa install whatsapp, tidak diijinkan menggunakan whatsapp, apakah identitas deviceID , IMEI bisa dijadikan oleh pihak whatsapp untuk mengidentikasi bahwa user baru ini potensial akan menggunakan metode broadcasting/spam lagi ? sampai saat ini saya juga masih belum tahu penyebabnya. Selain broadcast messages, Whatsapp bot bisa digunakan untuk menjawab pertanyaan masuk dengan autoreply. Autoreply memerlukan Apps dan backend server. Beberapa pemain di Apps Autoreply adalah Apps WA Autoresponder dan apps WhatsAuto. Bisa dicari di google play android. Dengan memiliki apps ini, devices kita bisa berfungsi sebagai bot, langsung menjawab automatis. Bagaimana cara menjawab sesuai keinginan user. Diperlukan backend Server chatbot untuk mengelola responses pesan yang masuk.

Backend server chatbot berfungsi untuk menampung logic response yang masuk dari percakapan user. Backend ini bisa berupa layanan cloud on server (Saas) atau On-premise. Contoh layanan cloud untuk chatbot adalah Google Dialogflow, IBM Watson, Microsoft Luis, Amazon Lex. Pemain lokal di area serupa adalah Kata.Ai, Botika, Bahasa.Ai, BjTech, Talkbot, Qiscuss. Memiliki layanan cloud lebih praktis, hemat cost dalam jangka pendek, tidak perlu repot membangun infrastruktur sendiri, tidak perlu banyak memiliki human resources

Sedangkan untuk layanan on-premise chatbot , bisa menggunakan software open source seperti TensorFlow, RasaUI atau Botpress. Dengan memiliki server sendiri on-premise, maka kita dapat menyimpan data milik sendiri , leluasa mengembangkan konten dan logic sesuai keperluan bisnis. Konsekuensi dengan on-premise, tentu saja di faktor biaya, memiliki team sendiri, infrastruktur sendiri, kepemilikan data sendiri.

Saya punya layanan backend chatbot sendiri, botmantul.com dan botantrian.com , ada lagi examenginebot.com (tapi ini untuk telegrambot). Platform botmantul.com dan botantrian.com ini tentunya dibuat berdasarkan kebutuhan client pada bisnis praktis sehari-hari. sejalan dengan perkembangan waktu, saya membuat lagi penyempurnaan pada botmantul, sehingga bisa jadi seperti pada demo video dibawah.

Untuk menggunakan Platform ini , user musti memiliki koneksi Whatsapp API baik official ataupun unofficial. Paling mudah adalah menggunakan Apps WA Autoresponder, karena Aps WA Autoresponder dapat diconnect/sambungkan ke Google DialogFlow, Dari Google Dialogflow nanti bisa disambungkan ke webhook di backend server platform backend chatbot ini.

Berikut adalah demo video backend chatbot yang saya punya dan akan release dalam waktu dekat. Hanya cocok untuk bisnis rumahan, UKM, usaha kecil, mikro bisnis.

Banyak kekurangan dari basic features platform ini, belum connect ke CRM, Inventory system , delivery/ logistic, payment gateway. Belum connect ke NLP/NLU engine. Info inputan user masih berupa angka saja. pada demo video, ditunjukkan customer browsing product, pilih product yang akan dibeli/ganti/batalkan hanya berupa angka angka saja. Bagaimana bila ada kebutuhan itu ? yang bisa dilakukan adalah menggunakan API / json untuk ke layanan provider tersebut dari backend.

Beberapa orang sudah melihat, dan merasa akan banyak membantu, beberapa lainnya juga melihat dan menilai sebagai sampah, rubbish, cupu, mati aja lo , dan sebagainya.

Kembali ke topik pemain chatbot, sudah ada pemain besar muncul, kenapa harus membuat platform yang sebenarnya sudah bisa diselesaikan oleh pemain besar itu. Kenapa reinvent the wheel lagi ?Apa yang saya buat ini adalah suatu cara shortcut development dan cost/biaya, khusus untuk yang memiliki masalah serupa, bagaimana cara saya berjualan di whatasapp bot untuk menampilkan barang dagangan saya, membantu melayani customer, menanyakan data customer, membuatkan invoice. Pengelolaan data produk bisa dimaintain pada dashboard. Bagaimana dengan produk yang jumlahnya ribuan ? system inventory ? pembayaran ? delivery ?. Tentu saja belum bisa, memerlukan custom development tersendiri. Berapa biaya-nya ? , bisa bayar seikhlasnya aja, yang penting ikhlas dan rela.

--

--

No responses yet