Super Agent AI dan Agentic AI: Membuka Jalan Menuju Masa Depan Teknologi

Kukuh T Wicaksono
7 min readJan 20, 2025

--

Super Agent AI dan Perubahan Besar di Dunia Teknologi

Dalam beberapa minggu terakhir, rumor menarik telah beredar mengenai perkembangan besar di dunia kecerdasan buatan (AI). Salah satu kabar yang menyita perhatian adalah rencana perusahaan teknologi untuk menggantikan peran sebagian insinyur perangkat lunak tingkat menengah dengan AI yang lebih canggih. Mark Zuckerberg, CEO Meta, dalam wawancaranya dengan Joe Rogan, mengungkapkan bahwa kebutuhan akan insinyur tingkat menengah mungkin akan menurun drastis di masa depan seiring kemajuan teknologi ini.

Meta sendiri baru-baru ini mengeluarkan memo internal yang menyatakan akan memangkas sekitar 5% tenaga kerja. Meski keputusan ini terlihat difokuskan pada karyawan berperforma rendah, ada spekulasi bahwa AI akan mengambil alih sebagian besar tugas tersebut. Zuckerberg bahkan memprediksi bahwa transformasi ini bisa mulai terjadi pada tahun 2025, beriringan dengan peningkatan produktivitas yang dihasilkan oleh AI.

Apa Itu ANI, AGI, dan ASI?

Untuk memahami dampak AI ini lebih dalam, penting untuk mengetahui tiga tingkatan utama kecerdasan buatan:

  1. ANI (Artificial Narrow Intelligence): AI ini dirancang untuk tugas spesifik, seperti pengenalan wajah, rekomendasi produk, atau analisis data. Sebagian besar teknologi AI saat ini, termasuk chatbot dan sistem rekomendasi, berada di tingkat ini.
  2. AGI (Artificial General Intelligence): Ini adalah tingkat di mana AI memiliki kemampuan berpikir dan belajar seperti manusia. AGI dapat memahami, beradaptasi, dan menyelesaikan berbagai jenis tugas, bukan hanya yang sudah diprogram. Super agent yang disebut dalam rumor termasuk dalam kategori ini.
  3. ASI (Artificial Super Intelligence): ASI melampaui kecerdasan manusia dalam segala aspek, termasuk kreativitas, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah. ASI adalah tahap yang paling revolusioner dan berisiko, di mana AI dapat menciptakan inovasi tanpa bantuan manusia, tetapi juga menghadirkan tantangan besar dalam pengawasan dan kontrol.

Super Agent: Langkah Menuju AGI

OpenAI, salah satu pelopor dalam pengembangan AI, telah mengusulkan konsep super agent, yaitu AI tingkat AGI yang dapat menyelesaikan masalah kompleks di dunia nyata. Super agent ini dirancang untuk tidak hanya merespons perintah sederhana tetapi juga mengejar tujuan yang rumit. Misalnya, seorang pengguna dapat meminta AI untuk membangun perangkat lunak pembayaran baru. Super agent ini akan merancang, menguji, dan menyelesaikan produk tersebut tanpa campur tangan manusia.

Super agent ini memiliki kemampuan untuk menganalisis informasi dalam jumlah besar, mensintesis data, dan menghasilkan solusi nyata. Ini menandai langkah besar menuju era di mana AI dapat secara signifikan mengurangi kebutuhan tenaga kerja manusia dalam banyak sektor, terutama pekerjaan yang bersifat repetitif atau analitis.

Dampak AI terhadap Industri dan Tenaga Kerja

Tidak hanya Meta, perusahaan lain seperti Salesforce juga mulai mengadopsi AI untuk meningkatkan efisiensi. CEO Salesforce, Marc Benioff, menyatakan bahwa mereka tidak akan merekrut insinyur perangkat lunak tambahan pada tahun 2025 karena produktivitas tim telah meningkat lebih dari 30% berkat AI. Sebaliknya, perusahaan memilih untuk menambah tenaga penjualan untuk mempromosikan solusi berbasis AI mereka.

Namun, tidak semua orang yakin bahwa AI dapat menggantikan tenaga manusia sepenuhnya. Beberapa pihak percaya bahwa ini hanya bagian dari siklus hype. Di sisi lain, perkembangan pesat AI memaksa pemerintah dan perusahaan besar untuk segera mengambil langkah agar tidak tertinggal dalam “perlombaan AI” global, terutama menghadapi kompetisi dari negara seperti China.

Tantangan dan Risiko Keamanan Nasional

Dalam konteks keamanan nasional, Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional AS, memberikan peringatan serius tentang potensi risiko perkembangan AI yang begitu cepat. Ia menyebut bahwa perlombaan AI ini bahkan lebih besar daripada Proyek Manhattan selama Perang Dunia II. Sullivan menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan perusahaan teknologi untuk melindungi keunggulan awal Amerika dalam AI serta membentuk aturan global untuk penggunaan teknologi ini.

Meski Sullivan bukan “AI Doomer” — orang yang hanya melihat AI sebagai ancaman — ia menegaskan bahwa risiko AI harus diantisipasi dengan serius. Menurutnya, perkembangan AI saat ini sangat cepat, bahkan melampaui proyeksi awal, sehingga pemerintah harus bergerak cepat untuk menjaga posisi mereka di tengah persaingan global.

Masa Depan: Dari AGI Menuju ASI

Menurut Leopold Aschenbrenner dalam makalahnya “Situational Awareness: The Decade Ahead”, kita sedang mendekati era “ledakan kecerdasan” (intelligence explosion), di mana AI dapat melakukan penelitian dan pengembangan secara mandiri. Hal ini akan mempercepat inovasi teknologi dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pergeseran dari AGI ke ASI adalah langkah besar yang diprediksi akan mengubah dunia secara mendasar.

Namun, pergeseran ini juga membawa tantangan besar, terutama dalam hal kontrol, etika, dan keamanan. AS dan China menjadi dua kekuatan utama yang berlomba untuk memimpin era baru ini. Jika dikelola dengan baik, teknologi ini dapat meningkatkan kualitas hidup manusia secara drastis. Namun, jika disalahgunakan, risikonya bisa sangat besar.

Perkembangan AI, dari ANI ke AGI dan ASI, adalah tonggak besar dalam sejarah teknologi manusia. Dengan potensi besar untuk menyelesaikan masalah kompleks, AI juga membawa tantangan yang harus dihadapi bersama oleh pemerintah, perusahaan, dan masyarakat. Bagaimana kita mengelola perkembangan ini akan menentukan masa depan kita. Apakah kita siap menghadapi dampak besar dari teknologi ini? Waktu yang akan menjawabnya.

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) terus menunjukkan kemajuan luar biasa yang membawa peluang besar bagi umat manusia. Salah satu inovasi terbaru yang menarik perhatian adalah konsep super agent dan agentic AI, yaitu AI tingkat tinggi yang dirancang untuk menangani masalah kompleks secara mandiri. Teknologi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas tetapi juga memberikan dampak positif yang luas di berbagai sektor.

Apa Itu Super Agent dan Agentic AI?

Super agent adalah salah satu implementasi dari Artificial General Intelligence (AGI), AI yang mampu berpikir dan bertindak seperti manusia dalam berbagai konteks. Super agent tidak hanya merespons perintah sederhana tetapi juga memahami tujuan yang rumit, mengatur langkah-langkah untuk mencapainya, dan menghasilkan solusi nyata. Sebagai contoh, super agent dapat diminta untuk membangun sistem pembayaran baru, dan AI akan merancang, menguji, hingga menyelesaikan proyek tersebut secara mandiri.

Agentic AI, di sisi lain, adalah AI yang dirancang untuk bertindak secara otonom dalam mengejar tujuan yang telah ditentukan. Agentic AI tidak hanya menunggu instruksi manusia tetapi juga mampu mengambil keputusan sendiri berdasarkan data yang tersedia. AI ini tidak hanya menjalankan perintah, tetapi juga mampu beradaptasi dan menyusun strategi untuk mencapai hasil terbaik.

Contoh Agentic AI yang Sudah Ada

  1. Asisten Virtual:
    AI seperti Alexa, Google Assistant, dan Siri sudah memiliki fitur agentic AI sederhana. Mereka dapat menangani tugas-tugas kompleks, seperti mengelola jadwal, mengatur pengingat, dan memesan barang, tanpa membutuhkan interaksi manusia yang terus-menerus.
  2. AI di Kendaraan Otonom:
    Kendaraan seperti Tesla yang dilengkapi dengan autopilot adalah contoh agentic AI yang dapat mengambil keputusan secara real-time berdasarkan data dari sensor dan lingkungan. Mobil ini mampu mengemudi sendiri, mengenali rambu lalu lintas, dan menghindari tabrakan.
  3. Chatbot dengan Kemampuan Adaptif:
    Chatbot seperti ChatGPT atau Bard memiliki kemampuan untuk menjawab pertanyaan kompleks dan menyesuaikan respons berdasarkan konteks percakapan, meskipun belum sepenuhnya otonom dalam pengambilan keputusan.
  4. AI dalam Rantai Pasok:
    Amazon menggunakan AI untuk mengoptimalkan rantai pasoknya, seperti memprediksi kebutuhan stok berdasarkan data pembelian sebelumnya, memastikan barang tersedia tepat waktu, dan mengurangi biaya operasional.

Contoh Agentic AI yang Belum Ada (Potensi Masa Depan)

  1. Dokter Virtual:
    Agentic AI masa depan dapat bertindak sebagai dokter virtual yang tidak hanya mendiagnosis penyakit berdasarkan data medis tetapi juga merancang rencana perawatan, memantau kemajuan pasien, dan menyesuaikan terapi secara mandiri.
  2. Manajer Proyek AI:
    Di masa depan, agentic AI dapat menjadi manajer proyek yang mengatur tim manusia dan teknologi. AI ini mampu membuat jadwal, membagi tugas, memantau kemajuan, dan menyelesaikan masalah proyek tanpa intervensi manusia.
  3. AI untuk Mitigasi Perubahan Iklim:
    AI yang dapat memantau emisi karbon secara global, menyarankan kebijakan ramah lingkungan, dan mengimplementasikan solusi langsung, seperti menanam pohon menggunakan drone otonom atau mengelola ladang energi terbarukan secara mandiri.
  4. Guru AI yang Sepenuhnya Mandiri:
    Bayangkan AI yang dapat berfungsi sebagai guru penuh waktu, memberikan pelajaran yang disesuaikan untuk setiap siswa, mengevaluasi kemajuan mereka, dan merancang kurikulum baru berdasarkan kebutuhan individu tanpa campur tangan manusia.
  5. AI Penegak Hukum yang Etis:
    Agentic AI dapat digunakan untuk memantau pelanggaran hukum, menganalisis bukti, dan memberikan rekomendasi penyelesaian tanpa bias manusia. Teknologi ini juga dapat membantu menciptakan sistem keadilan yang lebih transparan dan akurat.

Dampak Positif Super Agent dan Agentic AI

  1. Peningkatan Produktivitas:
    AI memungkinkan otomatisasi tugas-tugas repetitif, membebaskan waktu manusia untuk fokus pada pekerjaan yang memerlukan kreativitas dan inovasi.
  2. Inovasi Berkelanjutan:
    Agentic AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar, menemukan pola, dan menciptakan solusi baru di berbagai bidang, seperti kesehatan, pendidikan, dan lingkungan.
  3. Personalisasi di Berbagai Bidang:
    Agentic AI dapat memberikan pengalaman yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, baik dalam pendidikan, layanan kesehatan, atau pelayanan publik.
  4. Mengatasi Masalah Global:
    Teknologi ini memiliki potensi besar untuk mengurangi dampak perubahan iklim, membantu mengelola sumber daya, dan meningkatkan hasil panen melalui pertanian presisi.
  5. Meningkatkan Kecepatan Inovasi:
    Dengan kemampuannya untuk melakukan penelitian dan pengembangan secara mandiri, agentic AI dapat mempercepat siklus inovasi di berbagai sektor.

Tantangan dan Etika Agentic AI

Meski menjanjikan, agentic AI juga membawa tantangan etika yang signifikan. Kemampuannya bertindak secara otonom menimbulkan risiko jika tujuan dan nilai-nilai yang diprogramkan tidak selaras dengan kepentingan manusia. Misalnya, AI dapat disalahgunakan untuk pengawasan berlebihan, manipulasi informasi, atau bahkan kegiatan ilegal. Oleh karena itu, pengembangan agentic AI harus melibatkan transparansi, regulasi ketat, dan kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat.

Super agent dan agentic AI adalah tonggak besar dalam sejarah perkembangan teknologi manusia. Dengan potensi untuk meningkatkan produktivitas, menciptakan inovasi baru, dan menyelesaikan masalah global, teknologi ini menghadirkan harapan besar bagi masa depan. Namun, keberhasilan implementasinya bergantung pada bagaimana teknologi ini dikelola, diarahkan, dan dimanfaatkan secara etis. Dengan kerja sama semua pihak, kita dapat memastikan bahwa AI digunakan untuk menciptakan dunia yang lebih baik, di mana teknologi menjadi alat untuk meningkatkan kesejahteraan manusia secara global. Mari jadikan masa depan AI sebagai peluang untuk berkontribusi dalam perubahan yang positif!

--

--

No responses yet